Rakornas yang diselenggarakan oleh Kementerian Investasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat implementasi teknologi Waste to Energy (WTE)—pengelolaan sampah menjadi energi listrik—yang kini masuk dalam program prioritas nasional.
Presiden Republik Indonesia dalam arahannya menegaskan, isu lingkungan, khususnya persoalan pengelolaan sampah, bukan lagi isu pinggiran, melainkan telah menjadi salah satu agenda utama pemerintah. Ditargetkan, pengelolaan sampah nasional dapat mencapai 50 persen pada tahun 2025 dan ditingkatkan hingga 100 persen pada 2029.
Transformasi Sampah Menjadi Energi Bersih
Program Waste to Energy digadang-gadang sebagai solusi strategis jangka panjang untuk menekan polusi, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta mempercepat transisi energi menuju keberlanjutan. Dalam tahap awal implementasi, teknologi ini akan difokuskan di beberapa kota besar di Indonesia.
"Untuk wilayah DKI Jakarta, volume sampah mencapai sekitar 8.000 ton per hari, sementara Bandung memproduksi sekitar 7.000 ton per hari. Namun, masih terdapat sejumlah kelengkapan infrastruktur dan regulasi yang perlu disempurnakan agar program ini berjalan optimal," ujar Dr. Hanif Faisol Nurofiq dari KLHK.
Menteri Investasi, Rosan Perkasa Roeslani, dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap 10 kota prioritas. “Insyaallah, sepuluh titik kota yang telah dievaluasi kini memasuki tahap lanjutan. Kami menargetkan program Waste to Energy ini dapat mulai diluncurkan pada akhir Oktober 2025,” ungkap Rosan.
Kota-kota tersebut antara lain Yogyakarta, Denpasar, Bekasi, Tangerang, Bogor, Medan, dan Semarang. Proyek ini diyakini mampu mengintegrasikan kebijakan lingkungan hidup dengan investasi teknologi tinggi dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Komitmen Daerah dalam Mendukung Arah Kebijakan Nasional
Kehadiran Bupati Karawang dalam Rakornas ini menegaskan kesiapan dan keseriusan Pemerintah Kabupaten Karawang dalam mendukung transformasi kebijakan pengelolaan sampah. Kabupaten Karawang yang tengah berkembang pesat sebagai kawasan industri dan permukiman, memerlukan solusi terpadu dalam menangani persoalan limbah dan sampah yang kian kompleks.
Gubernur Jawa Barat, dalam sambutannya, turut memberikan apresiasi terhadap peran Danatara sebagai salah satu lembaga pelaksana program Waste to Energy. Ia menyampaikan harapan besar agar proyek ini menjadi awal dari solusi konkret terhadap permasalahan lingkungan yang selama ini membebani banyak kota di Indonesia.
“Kami berdoa agar program persampahan ini dapat segera terwujud dan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan Indonesia yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujar Gubernur.
Langkah Nyata Menuju Indonesia Bersih 2029
Dengan diluncurkannya program nasional ini, diharapkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah semakin kuat dalam merespons tantangan lingkungan. Karawang sebagai bagian dari kawasan strategis nasional memiliki potensi besar untuk mengadopsi teknologi pengelolaan sampah modern, sekaligus menjadi contoh implementasi yang berkelanjutan di tingkat daerah.
Program Waste to Energy bukan sekadar proyek teknologi, namun menjadi simbol keseriusan bangsa ini dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi masa depan.
Penulis : Arief rachman
