Karawang – Harapan ratusan petani di Dusun Garunggung, Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang, untuk mengairi sawah mereka secara optimal kini tinggal kenangan. DAM Parit Sungai Senjata yang dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2018 kini tak lagi berfungsi. Pintu air yang rusak parah, tembok bendungan yang ambruk, serta aliran air yang terhenti, menjadi bukti nyata kerusakan infrastruktur pertanian yang dibiarkan begitu saja.
Ketua Kelompok Tani Pelita 1, Oma, mengungkapkan bahwa sejak dibangun, bendungan itu hanya bisa digunakan selama dua tahun. Setelahnya, kerusakan mulai muncul dan tidak pernah mendapatkan penanganan serius. “Pintu bendungan air yang dulu jadi tumpuan petani sekarang sudah tak bisa dipakai. Kami sudah ajukan proposal perbaikan ke UPTD Pertanian Rawamerta dan ke anggota dewan, tapi belum ada tanggapan,” ujarnya saat ditemui pada Jumat (3/10/2025).
Dampaknya sangat dirasakan oleh para petani. Hamparan sawah yang sebelumnya produktif kini kekurangan pasokan air. Petani harus berjuang memompa air dari saluran pembuang yang jaraknya jauh dan debitnya tak stabil. Akibatnya, produktivitas menurun drastis.
“Hasil panen sekarang paling tinggi hanya 3 ton per hektare, bahkan sering hanya 2,5 ton. Kalau musim kemarau, kami bisa gagal panen total,” tambah Oma dengan nada kecewa.
Hal senada disampaikan oleh H. Eman, salah satu petani senior di kawasan tersebut. Ia menyesalkan kondisi DAM yang dulunya menjadi tumpuan hidup petani, kini dibiarkan terbengkalai. “Sudah empat musim panen terakhir hasilnya selalu mengecewakan. Pintu air rusak total. Sekarang semuanya harus manual, mahal, dan tak efisien,” tuturnya.
Kerusakan ini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan pertanian di wilayah Garunggung. Ratusan hektare lahan pertanian kini dalam kondisi rawan kekeringan, terutama memasuki musim kemarau panjang. Para petani berharap Pemerintah Kabupaten Karawang, khususnya Dinas Pertanian, segera turun tangan memperbaiki bendungan yang menjadi urat nadi pengairan tersebut.
“Kami tidak meminta muluk-muluk. Kami hanya ingin air kembali mengalir ke sawah. Air itu nyawa bagi kami petani,” tegas Oma.
Kasus ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan pemeliharaan terhadap aset desa yang vital. Infrastruktur yang dibangun dengan dana besar tak lagi memberi manfaat karena kurangnya perhatian pasca-pembangunan. Bagi petani Garunggung, kerusakan DAM Parit Sungai Senjata bukan sekadar kehilangan fasilitas, tetapi juga kehilangan harapan menjaga sawah tetap hidup.
Penulis : Arief rachman
