KARAWANG — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang menggelar Pelatihan Penataan Kelembagaan Forum Desa Wisata (Fordesta) bagi pengelola desa wisata, yang berlangsung di Sindang Reret Resto, pada 28–29 Oktober 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh delapan desa wisata yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Karawang. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Disparbud Provinsi Jawa Barat, serta menghadirkan narasumber Ketua Forum Desa Kampung Wisata (Fordeka) Jawa Barat, Deni Amar.
Perkuat Kelembagaan Desa Wisata
Kepala Disparbud Karawang, Abas Sudarajat, mengatakan kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kelembagaan desa wisata di Karawang melalui pembentukan Fordesta di tingkat kabupaten.
“Keberadaan Fordesta menjadi wadah bagi pengelola desa wisata untuk mengembangkan potensi wisata di Karawang secara lebih terarah dan terstruktur,” ujar Abas.
Ia menjelaskan, pelatihan ini bertujuan agar para peserta memahami konsep kelembagaan Fordesta yang akan segera dibentuk. Forum tersebut, kata Abas, berfungsi sebagai lembaga resmi yang menaungi para pengelola desa wisata agar memiliki legalitas dan arah kerja yang jelas.
“Fordesta ini sangat strategis untuk melegalisasi forum desa wisata. Dalam waktu dekat juga akan dilakukan pemilihan pengurus Fordesta Karawang,” tambahnya.
Langkah Menuju Kemandirian dan Profesionalisme
Abas menyebutkan, setelah pelatihan ini akan dilakukan penetapan kepengurusan Fordesta Karawang yang nantinya akan mendapatkan SK Bupati Karawang.
“Kita targetkan segera terbentuk agar bisa langsung bekerja dan bersinergi dengan pemerintah daerah,” jelasnya.
Selain memperkenalkan struktur kelembagaan, pelatihan juga menekankan pentingnya kolaborasi antar pengelola desa wisata agar pengelolaan menjadi lebih profesional dan berdaya saing.
“Kami ingin para peserta memahami pentingnya sinergi agar pengelolaan desa wisata menjadi lebih profesional,” ujarnya.
Belajar dari Daerah Lain
Dalam kegiatan tersebut, Ketua Fordeka Jawa Barat, Deni Amar, turut membagikan pengalaman keberhasilan Fordesta Kabupaten Bogor yang telah berjalan lebih dari lima tahun. Pengalaman itu dinilai menjadi referensi penting bagi Karawang dalam membangun sistem kelembagaan yang kuat dan berkelanjutan.
“Kami belajar banyak dari keberhasilan Bogor dalam membangun sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta,” kata Abas.
Ubah Pola Pikir Menuju Kemandirian
Abas juga berharap pelatihan ini mampu mengubah pola pikir para pengelola desa wisata agar lebih mandiri dan inovatif.
“Mindset pengurus Fordesta harus berubah, dari yang bergantung pada pemerintah menjadi mandiri, kreatif, dan inovatif,” tuturnya.
Ia menegaskan, Fordesta diharapkan dapat menggali potensi wisata di setiap desa secara optimal, tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian lokal, tetapi juga menghasilkan pendapatan bagi lembaga Fordesta itu sendiri.
Penguatan SDM dan Kolaborasi Lintas Sektor
Sebagai penutup, Abas menegaskan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) pengurus Fordesta yang harus didukung dengan kolaborasi lintas sektor.
“Penguatan SDM Fordesta harus diiringi kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat agar Fordesta Karawang menjadi lembaga yang mandiri, solid, dan berdaya saing,” pungkasnya.
Penulis : Arief rachman
