Sorotan publik mencuat setelah proyek pembangunan sabuk pantai atau penahan abrasi di Muara Pakisjaya, Kecamatan Pakisjaya, diduga mengalami keterlambatan signifikan. Proyek dengan nilai kontrak sebesar Rp903.480.500 itu dikerjakan oleh CV Mazel Arnawama Indonesia (MAI) dan bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karawang Tahun Anggaran 2025. Berdasarkan dokumen kontrak, masa pelaksanaan proyek dimulai sejak September 2025, namun hingga awal November ini progres fisik dikabarkan masih di bawah 10 persen.
Pengamat Nilai Pentahelix Hanya “Mimpi”
Pengamat kebijakan publik Karawang, Asep Agustian, menilai konsep pentahelix yang diusung Aries hanya menjadi slogan tanpa realisasi nyata. Ia menyebut proyek sabuk pantai Pakisjaya sebagai bukti lemahnya manajemen teknis di tubuh Bidang SDA PUPR Karawang.
“Inilah produk pentahelix, produk mimpi. Dia (Aries) yang membangga-banggakan konsep itu, tapi nyatanya proyek yang dia pilih sendiri justru amburadul. Kalau sudah begini, mau ditarik apa lagi? Jangan asal bunyi (asbun), ini Karawang, bung,” ujar Asep Agustian dengan nada sarkas, Rabu (5/11/2025) pagi.
Pria yang akrab disapa Askun itu menilai, latar belakang akademisi Aries tidak cukup kuat untuk menangani urusan teknis di lapangan. Menurutnya, seorang akademisi lebih berperan dalam riset dan teori, bukan dalam aspek implementasi teknis proyek infrastruktur.
“Akademisi itu bicara teori. Tapi teknisi harus mampu berhitung di lapangan, tahu kapan dan bagaimana sistem bekerja. Kalau waktu tersisa dua bulan dan proyek belum 10 persen, itu bukan target realistis — itu mimpi. Jangan sampai proyek ini jadi seperti legenda Sangkuriang,” tegas Askun yang juga Ketua DPC Peradi Karawang.
Lebih jauh, ia mendesak Bupati Karawang agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Aries Purwanto.
“Aries ini sudah tidak layak lagi memimpin Bidang SDA. Saya minta Bupati untuk segera memutasi dia dari jabatan tersebut,” tandasnya.
Dinas PUPR Akui Ada Keterlambatan
Menanggapi sorotan tersebut, Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Karawang, Aries Purwanto, tidak menampik adanya keterlambatan dalam pelaksanaan proyek sabuk pantai Pakisjaya. Ia mengaku pihaknya telah mengambil langkah tegas terhadap pelaksana proyek.
“Kami sudah memanggil pelaksananya. Memang ada kelambanan karena kendala dari supplier material,” ungkap Aries saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengeluarkan Surat Peringatan (SP) 1 kepada CV MAI. Jika dalam waktu satu pekan ke depan tidak ada percepatan signifikan, maka kontrak akan diputus.
“Kita pantau seminggu ke depan. Kalau progres fisik masih di bawah 10 persen, kontraknya akan kita putus,” tegasnya.
Publik Harapkan Transparansi dan Evaluasi
Berbagai kalangan masyarakat berharap agar Dinas PUPR Karawang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek infrastruktur, khususnya yang berada di bawah Bidang SDA. Transparansi dan pengawasan diharapkan menjadi kunci agar program pembangunan tidak sekadar menjadi jargon kolaboratif tanpa hasil nyata.
Konsep pentahelix, yang semula diharapkan menjadi wadah sinergi antara berbagai elemen, kini justru menjadi bahan perdebatan. Publik menunggu apakah gagasan tersebut mampu dibuktikan melalui penyelesaian proyek sabuk pantai Pakisjaya tepat waktu dan sesuai mutu yang diharapkan.
Penulis : Arief rachman
