GPM 2025 Dorong Stabilitas Harga Pangan di Karawang, Konsumen dan Petani Sama-Sama Diuntungkan

Header Menu


KELUARGA BESAR PENGURUS KPRI PANGKAL PERJUANGAN & KONSUMEN KOPERASI KPRI PANGKAL PERJUANGAN PEMKAB KARAWANG "PANGKAL PERJUANGAN" (KPRI-PP) MENGUCAPKAN "SELAMAT NATAL TAHUN 2025 DAN TAHUN BARU 2026 KEPADA SELURUH ANGGOTA KPRI-PP "SEMOGA DITAHUN 2026 KPRI-PP SEMAKIN MAJU DAN ANGGOTA SEMAKIN SEJAHTERA" PENGURUS KPRI-PP KETUA H.DADANG RUSTANDAR,S.H,M.Si

KELUARGA BESAR PENGURUS KPRI PANGKAL PERJUANGAN PEMKAB KARAWANG

GPM 2025 Dorong Stabilitas Harga Pangan di Karawang, Konsumen dan Petani Sama-Sama Diuntungkan

10 Des 2025

Program Gerakan Pangan Murah (GPM) sepanjang tahun 2025 kembali terbukti memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas harga kebutuhan pokok di Kabupaten Karawang. Ketua Tim Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Ade Candra, menegaskan bahwa intervensi rutin melalui GPM menjadi salah satu langkah paling efektif dalam menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat.


Dalam keterangannya pada Selasa (9/12/2025), Ade menyampaikan bahwa pelaksanaan GPM yang digelar di berbagai titik selalu mendapat respons positif dari warga. “Program ini terus berperan menahan gejolak harga. Setiap komoditas yang disediakan langsung diserbu warga,” ujarnya.


Ade merinci, selisih harga produk yang dijual di GPM dengan harga pasar berada pada kisaran Rp2.000 hingga Rp4.000 per kilogram. Keunggulan tersebut, menurutnya, menjadi bukti bahwa GPM memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan pokok dengan harga lebih ringan. “Keuntungan paling besar dirasakan langsung oleh konsumen,” kata Ade.


Terkait ketersediaan barang, Ade memastikan seluruh pasokan tetap aman, terutama beras yang menjadi komoditas paling diminati. “Hampir semua komoditas laris, dan stok beras selalu kami jaga agar tidak terjadi kekosongan,” tambahnya.


Lebih jauh, Ade mengungkapkan bahwa GPM tidak hanya bermanfaat bagi konsumen, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi petani lokal. Melalui program ini, kelompok tani dapat memasarkan beras secara langsung kepada warga dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap menguntungkan. “Ini menjadi win-win solution. Petani terbantu, masyarakat pun mendapat harga murah,” jelasnya.


Untuk menjaga pemerataan, panitia menerapkan pembatasan pembelian setiap komoditas. Kebijakan tersebut dilakukan agar lebih banyak masyarakat dapat menikmati harga bersubsidi. “Pembatasan ini penting supaya seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati harga murah, bukan hanya sebagian,” tegasnya.


Menutup pernyataannya, Ade memastikan bahwa timnya akan terus melakukan pengawasan intensif pasca pelaksanaan GPM. Pemantauan harga di seluruh pasar tradisional akan dilakukan bersama organisasi perangkat daerah terkait. “Kami ingin harga tetap stabil meski GPM sudah tidak berlangsung,” pungkasnya.


Penulis : Arief rachman