KARAWANG – Di tengah kesibukan menjalankan roda pemerintahan, Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya soal kebijakan, tapi juga kepedulian terhadap sesama. Hal ini terlihat dari perhatiannya terhadap kisah inspiratif seorang pemuda penyandang disabilitas, Rodi, yang semangat hidupnya tak pernah padam meski fisiknya telah berubah drastis.
Rodi mengalami musibah besar pada tahun 2019. Saat tengah mengecat masjid di salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Batujaya, ia tersengat listrik hingga mengalami disabilitas permanen. Meski tubuhnya tak lagi sempurna, semangat ibadah dan tekad untuk terus berbuat kebaikan tak pernah surut dari dirinya.
Kisah mengharukan ini sampai ke telinga Bupati Aep dalam sebuah pertemuan yang tak disangka. Pada suatu Jumat penuh berkah, Rodi dan Bupati Aep bertemu saat sama-sama menunaikan Salat Jumat. Dalam perbincangan singkat usai salat, Bupati terenyuh mendengar impian Rodi: berangkat ke Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah umroh.
Mewujudkan Mimpi, Menginspirasi Negeri
“Dibalik keterbatasan dan kekurangannya, ananda Rodi ini masih semangat dalam beribadah. Dan ananda Rodi ini ingin sekali berangkat ke tanah suci Mekah,” ujar Bupati Aep dengan mata berkaca-kaca. “Dengan izin Allah, saya bisa memberangkatkan ananda Rodi untuk mewujudkan impiannya menunaikan ibadah umroh.”
Tak sekadar memberikan bantuan finansial, tindakan Bupati Aep mencerminkan makna dari salah satu hadis Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian” (HR. Muslim). Ini adalah bentuk nyata dari kepemimpinan berjiwa sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keimanan.
Rodi pun berangkat ke Tanah Suci. Dan setibanya di tanah air, ia segera menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan Bupati Aep. Dengan penuh haru, ia menceritakan pengalaman spiritualnya selama umroh yang telah mengubah hidupnya secara mendalam.
Berbuah Manis: Dari Umroh ke Karier di Pemerintahan
Takdir baik terus menyertai perjalanan Rodi. Sekembalinya dari umroh, ia mulai bekerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang. Yang lebih membanggakan, Rodi kini telah diterima sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) paruh waktu dan saat ini tengah menjalani proses pemberkasan.
Kisah Rodi bukan sekadar cerita tentang perjuangan seorang penyandang disabilitas, tapi juga tentang bagaimana dukungan dari pemimpin daerah bisa menjadi katalisator perubahan hidup seseorang. Ia kini menjadi simbol bahwa keterbatasan fisik bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan yang lebih bermakna.
Teladan Inklusif untuk Sektor Lain
Apa yang dilakukan Bupati Aep menjadi teladan nyata tentang pentingnya membangun lingkungan yang inklusif, khususnya bagi penyandang disabilitas. Langkah ini patut menjadi contoh bagi instansi dan sektor lain di Karawang—baik pendidikan, kesehatan, maupun swasta—agar membuka peluang seluas-luasnya bagi siapa pun yang memiliki semangat dan kemampuan, tanpa memandang keterbatasan fisik.
Rodi adalah wajah harapan. Ia membuktikan bahwa dengan keikhlasan, ketulusan ibadah, dan kegigihan hati, pintu-pintu rezeki dan keberkahan akan terbuka lebar. Sebuah kisah inspiratif yang pantas dikenang dan dijadikan pelajaran.
Pertanyaannya kini: sektor mana lagi di Karawang yang siap meneladani semangat inklusif yang telah ditunjukkan oleh Bupati Aep Syaepuloh?
Penulis : Arief rachman
